Sastra Jendra
Ilmu
Pengendali
Knowing
the Self
MENGENAL DIRI
© Copyright
by KISS – June 2010
Title: SASTRA
JENDRA – Ilmu Pengendali
Knowing The Self
– Mengenal Diri
Writer :
Achmad Baihaqi, M.Sc.
Lay-outer :
Vanity Cover
Designer : Jocelyne
Book size : 16 x 21 Cm
First
Edition, January 2009
Second
Edition, June 2010 (Revised)
BAIHAQI, Achmad
Sastra Jendra – Ilmu Pengendali Knowing The Self – Mengenal Diri
Kediri International Schools, Research & Development Dept Kediri – East Java –
Indonesia, 2010 xii + 237 pages Illustration
21 Cm. Bibliography: Page 235
ISBN
Any reproduction for sale without early permission is prohibited
Published and
distributed by:
Centre for Applied
International Language Education
“KEDIRI INTERNATIONAL SCHOOLS”
Wisma Podo Moro A3 no 1
Sukorame – Kediri
East Java – Indonesia
Cellular Phone:
08563482742
Acknowledgement
I am very much grateful to Forum Aku Cinta Indonesia
(FACI) Non Governmental Organization in supporting this book, especially to Mr.
Moh. Agus Hasanuddin,S.Ag. S.Pdi. who has given facilities and aids to complete
this book, and Eyang Unggul Bawono, the adviser of FACI for the first edition.
I also would like to appreciate all my
beloved family, especially wife and
daughters, Nia and Mada for their encouragements
in completing this book in two-month writing.
Finally, I would like to express my gratitude to all
of my friends who I cannot mention them all one by one.
Kediri, Jan 2009 Author,
Acknowledgement
In this second edition, I would like to appreciate to
all of the readers, who have given such a positive responses for the contents
of the book. They admit that this book has given much inspiration and new
horizons of broadminded knowledge for readers in comprehending the Javanese
cultures and traditions.
Thanks so much the positive responses, please accept
my gratitude to all readers that I cannot mention in details.
May this book still give much more knowledge and
useful information for the better life in this archipelago “Nusantara”.
Kediri, June 2010 Regards,
Kata Pengantar
Budaya Jawa pranataning
uripe wong Jawa nuju kasampuraning
jalma manungsa. Pranatan iki
tegese pangerten lan cara. Pangerten bab urip nuduhake sapa sejatinging
manungsa iku, jejer lan kewajibane. Dene cara nuduhake pakeming tumindak ing purwa,
madya lan
wusana
ning kahanan. Uripe wong Jawa tansah njaga larasing swasana. Dadi kabeh
perangane urip kaya ta pribadine dhewe, liyan, alam lan apa wae sing ana
sakliyane dheweke kudu isa nampa lan nyengkuyung budine sing nuju marang
kasampurnaning urip.
Wong Jawa iku nduwé
watek utawa karakter sing sumberé saka kahanan "slamet", dadi kabèh
sing dilakoni kudu nglairake kahanan sing sarwa slamet. Kahanan iki mung bisa
digayuh yèn kabèh pasangan (urip mati, lanang wadon, awan bengi lan
liya-liyané) bisa harmonis. Kanggo njaga kahanan bèn tetep harmonis, wong Jawa
kudu bisa ngoncati masalah sing bisa ngganggu kaharmonisan lan uga kudu isa isa
ngatasi masalah kanggo mbalèkaké kaharmonisan sing wis keganggu. Tujuan
pungkasan urip harmonis iku kanggo nggayuh cita-cita utama wong Jawa yaiku manunggaling kawula lan
Gusti. Tujuan iki bisa digayuh yèn wong Jawa bisa dadi
menungsa sing utuh utawa dadi Aji saka liwat
ajaran Kalimasada.
Dalam penulisan buku SastraJendra – Ilmu Pengendali,
Knowing the Self Mengenal Diri ini penulis banyak menekankan pentingnya
memahami budaya asli nusantara khususnya Jawa dari perspektif filosofi hidup
manusia Jawa melalui ungkapan kata sehari – hari orang Jawa, seperti Ojo Dumeh,
Andap Asor, Sepi ing Pamrih dan sebagainya.
Banyak sering terjadinya kesalahpahaman dari jaman
dulu hingga sekarang bahkan masa yang akan datang dalam memaknai sesuatu karena
perbedaan dari konsep yang dimiliki oleh masing – masing manusia. Sebenarnya
apa yang dimaksud dengan konsep?
Konsep adalah Suatu
pendapat, ide, pikiran, dan prinsip pemahaman berdasarkan dalil atau argumen yang
dimiliki untuk menguatkan idenya. Apapun yang ada dijagad raya ini adalah
konsep. Manusia adalah konsep, hewan
adalah konsep, tumbuhan adalah konsep, alam adalah
konsep. Karena semua itu tercipta berasal dari olah pikir manusia, pikiran
manusia. Dan yang sering membuat hancurnya dunia ini karena perbedaan konsep
saja. Misal: dalam agama terjadi perang konsep manusia bertuhan dan manusia
yang tidak percaya tuhan. Sehingga kalau kita sadar semua apa yang diucapkan,
dituliskan oleh manusia akan menimbulkan keragaman pendapat dan perdebatan
sesuai dengan kapasitas otak orang yang memahami suatu konsep itu.
Maka adanya isme – isme
(aliran) semua itu karena konsep saja. Anda punya konsep juga dipersalahkan.
Anda tidak punya konsep juga dipersalahkan, anda tidak terikat pada satu konsep
saja juga dipersalahkan. Atau ungkapan lainnya, anda Bicara salah, Anda Diam,
salah, and tidak bicara dan tidak diam adalah salah. Karena itu semua hasil
dari pikiran yang menciptakannya.
MENGENAL DIRI merupakan langkah awal untuk memahami
makna, arti dan simbol dalam kehidupan ini. Keberadaan kehidupan antara manusia
dan makhluk lain yang ada di alam semesta ini merupakan perwujudan dari
Existence of the Creator and His Creation (Tuhan & Ciptaan- Nya).
Dalam buku Sastrojendro – Ilmu Pengendali (Knowing the
Self – Mengenal Diri) mengungkapkan bagaimana perilaku manusia dalam usaha
mencari jati dirinya. Dalam pencariannya dari segala penjuru ilmu pengetahuan
dipakai untuk membantu memahami Jati Diri, sehingga berbagai pendapat atau
pandangan digunakan antara lain:
·
Pandangan Religius
·
Pandangan Filsafat
Jawa
·
Pandangan 4 pilar
utama
·
Pandangan ilmu pengetahuan yang ada di jagad raya
ini.
Yang intinya adalah Mengenal Diri akan dapat
menumbuhkan Kesadaran Murni untuk menciptakan budi pekerti luhur bagi para
generasi muda, taruna muda, satria nusantara dalam hidup bermasyarakat dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga Bangsa Indonesia bisa
menjadi Bangsa yang besar dan berwibawa serta menjadi Tuan
Rumah (majikan) di negerinya sendiri bukan menjadi bangsa budak
(buruh) yang selalu menurut dengan segala aturan serta ideologi dari manca
negara yang telah dimasukkan kedalam segi – segi pendidikan budaya, seni, agama
dan sosial, ekonomi dalam kehidupan di masyarakat yang sistimatis dan berujung
pada perpecahan dalam diri bangsa ini.
Maka Pancasila sebagai dasar negara dan Bhinneka
Tunggal Ika sebagai semboyan hidup bangsa ini harus diterapkan dan diamalkan
langsung di kehidupan nyata oleh seluruh warga negara Indonesia.
Semoga buku ini terus memberikan inspirasi kepada
generasi penerus yang masih cinta dengan budaya bangsa sendiri.
Kediri, June
2010
Achmad Baihaqi,
M.Sc.
Forewords
The Javanese Culture is the way of life Javanese to
gain the perfection of human beings. The way of life means understanding and
knowing how to apply. The understanding of life (methods) teaches who the human
beings are actually and teaches what the obligations of the humans themselves
have to do, while the methods teach the way of good life in the past, present
and future. The way of life of Javanese people always keep a harmony with
surroundings. Therefore all kinds of existences such as personal characters,
other people and anything outside of the self should be accepted to nurture the
human characters aimed at the perfection of living.
The Javanese people have certain characters from the
secure “Slamet” situation, so that what all humans do should produce
the conducive and peace as well as secure condition. The condition can be
achieved when the pairs of living (such as live – dead, male – female, day and
night and so on) are harmonious. To maintain the harmonious condition, the
Javanese people should avoid all troubles disturbing the harmony and they
should be able to recover all problems to take back the harmony. The aim of
ultimate life through harmony is to achieve the main ideas of Javanese people
that is the Unity between human beings and God. The goal can be obtained when
the Javanese can be a wholly perfect man or to be Aji Saka (The powerful Item) through Kalimasada (the wise and compassionate deeds).
In this writing of SastraJendra – Ilmu Pengendali,
Knowing the Self Mengenal Diri, the author much stresses the importance of
comprehending the original cultures of Nusantara especially the Javanese
cultures from philosophical viewpoints through the daily utterances such as Ojo
Dumeh (Do not be too proud of….) Andap Asor (humble hospitality) Sepi ing
Pamrih (No tendency in helping others) and so
on.
A great number of people often find misunderstanding
from the ancient ages till now even in the future to comprehend something due
to the different concept of their own individually. What does a concept
actually mean?
Concept is a kind of opinion, idea, thought, and
principle, comprehension of certain argument to enhance the opinion or idea.
Whatever exists in the universe is concept. Human is concept, fauna is concept,
flora is concept, and universe is concept since all of them are created by
human’s thought. And it often creates destructions to the world because of the
different concept only. For instance: in religious affairs, the conceptual wars
between believers and unbelievers often happen. When we are really aware that
all statements are uttered verbally or written has a consequence of the variety
of thoughts and causes the argumentations according to the human’s brain-
capacities to understand the concept.
All isms, therefore, exist due to the different
concept. You own a concept it could be wrong, you have no concept it could be
wrong, you are not affiliated to a certain concept, you will be considered
deadly wrong. Or in other words, you speak is wrong, you silence is wrong, you
neither speak nor silence remains wrong, since all of them are results of
human’s thoughts.
KNOWING THE SELF is the first step to understand
implicitly and explicitly meanings and symbols of life. The existence of life
among human beings and other creatures in this universe is the manifestation of
Existence of the Creator and His Creation (God and His creations).
This book exposes how human beings try to search their
own selves. In searching of the self, many fields of study or knowledge are
used to help comprehend the real Self. Consequently, many perspectives including:
·
Religious viewpoints
·
Javanese Philosophies
·
4 main pillars
·
All sciences in the universe are adopted.
The main point is that Knowing the Self will at least
enhance the pure awareness to create the glorious characters of mind for the
young generations, young knights of Nusantara in daily life under the Unitary
State of the Republic of Indonesia. Hopefully, this nation becomes the greatest
and honorable nation as the host in their own state
/nation not as the slave
that always comply with all rules as
well as ideologies from abroad which have penetrated systematically
in many fields of education, cultures, arts, religions, social, economy in
daily life that have threatened the unity of this nation.
Pancasila, therefore, as the state foundation and
Bhinneka Tunggal Ika (Diversity in Unity) as the national motto must be applied
in daily life by all citizens of Indonesia.
Hopefully, this book can give much inspiration to the
youths as patriots to love sincerely their own cultures and traditions.
Kediri, June
2010
Achmad Baihaqi,
M.Sc.
Acknowledgement
– First Edition iii
Acknowledgement
– Second Edition iv
Kata Pengantar v
Forewords viii
Daftar Isi xi
Unit 1 Mengenal Diri 1
Unit 2 Unsur – Unsur 3
Unit 3 Fakta Ketidakkekalan 6
Unit 4 Sebab Musabab 8
Unit 5 Jalan Menuju Ketenangan 22
Unit 6 Unsur Alam 29
Unit 7 Pandangan Religius 35
Unit 8
Pandangan Filsafat Jawa 42
Unit 9 Wejangan Kesempurnaan Hidup 51
Unit 10 Perilaku Manusia Nusantara 72
Unit 11 Wong
Jowo Lali Jawane 95
Unit 12 Satria Nusantara Bangkit 126
Penutup 178
Cara meditasi 190
Glosarry 195
Bibliografi 235
MENGENAL DIRI merupakan langkah awal untuk memahami
makna, arti dan simbol dalam kehidupan ini. Keberadaan kehidupan antara manusia
dan makhluk lain yang ada di alam semesta ini merupakan perwujudan dari Existence
of the Creator and His Creation (Tuhan & Ciptaan-Nya).
Dalam buku Sastrojendro – Ilmu Pengendali (Knowing the
Self – Mengenal Diri) mengungkapkan bagaimana perilaku manusia dalam usaha
mencari jati dirinya. Dalam pencariannya dari segala penjuru ilmu pengetahuan
dipakai untuk membantu memahami Jati Diri, sehingga berbagai pendapat atau
pandangan digunakan antara lain:
·
Pandangan Religius
·
Pandangan Filsafat
Jawa
·
Pandangan 4 pilar
utama
·
Pandangan ilmu pengetahuan yang ada di jagad raya
ini.
Yang intinya adalah Mengenal Diri akan dapat
menumbuhkan Kesadaran Murni untuk menciptakan budi pekerti luhur bagi para
generasi muda, taruna muda, satria nusantara dalam hidup bermasyarakat dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga Bangsa Indonesia bisa
menjadi Bangsa yang besar dan berwibawa serta menjadi Tuan Rumah (majikan) di
negerinya sendiri bukan menjadi bangsa budak (buruh) yang selalu menurut dengan
segala aturan serta ideologi dari manca negara yang telah dimasukkan kedalam
segi – segi pendidikan budaya, seni, agama dan sosial, ekonomi dalam kehidupan
di masyarakat yang sistimatis dan berujung pada perpecahan dalam diri bangsa ini.
Maka Pancasila sebagai dasar negara dan Bhinneka
Tunggal Ika sebagai semboyan hidup bangsa ini harus diterapkan dan diamalkan
langsung di kehidupan nyata oleh seluruh warga negara Indonesia.
Semoga buku ini terus memberikan inspirasi
kepada generasi penerus yang masih cinta dengan budaya bangsa sendiri.